Pengaruh Non Performing Loans ( NPL) terhadap kesehatan Bank
Sebelum kita mengetahui apa hubungan yang terjadi antara NPL dengan kesehatan bank, dan seberapa berpengaruhnya NPL mempengaruhi kinerja perusahaan sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa saja indicator yang harus dimiliki suatu bank agar dapat dikatakan sehat.
1.Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR merupakan indokator untuk menilai permodalan bank, CAR menunjukkan seberapa besar modal bank telah memadai untuk menunjang kebutuhannya dan sebagai dasar untuk menilai prospek kelanjutan usaha bank bersangkutan,
Semakin besar CAR akan semakin besar pula daya tahan bank dalam menghadapi penyusutan asset yang timbul karena masalah yang dihadapi. Jika CAR tinggi kepercayaan masyarakat terhadap bank akan semakin besar sehingga mengakibatkan meningkatnya saham perusahaan tersebut.
2.Return On Equity (ROE)
ROE merupakan teknik analisis yang lazim digunakan untuk mengukur kemampuan perusahan dalam memperoleh laba. ROE diukur dengan membandingkan jumlah laba dengan jumlah dana yang telah digunakan. ROE merupakan pengukuran efektivitas perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dengan menggunakan modal perusahaan yang dimilikinya. Ketika ROE naik makan harga saham perusahaan tersebut juga naik.
3.Loan Deposit To Ratio ( LDR )
LDR merupakan salah satu indicator likuiditas bank. Penilaian likuiditas merupakan penilaian terhadap kemampuan bank untuk memelihara tingkat likuiditas yang memadai dan kecukupan manajemen risiko likuiditas. LDR memberikan indikadi mengenai jumlah dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit. Semakin besar jumlah kredit yang diberikan oleh bank maka akan semakin rendah tingkat likuiditas bank. Namun semakin besar jumlah kredit yang diberikan diharapkan bank akan mendapatkan return yang tinggi pula.
4.Non Performing Loans ( NPL)
Pernyataan tentang LDR diatas sangat berhubungan dengan penjelasan tentang NPL berikut ini. NPL merupakan salah satu indicator kesehatan kualitas asset bank, penilaian asset merupakan penilaian terhadap kondisi asset bank dan kecukupan manajemen risiko kredit. Semakin tinggi niali NPL diatas 5% maka bank tersebut dikategorikan tidak sehat, NPL yang tinggi mempengaruhi terhadap laba yang didapat.
Dari sedikit penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan, dalam keadaan normal atau dikatakan lancar semakin tinggi nilai penyaluran kredit suatu bank akan memberikan keuntungan yang tinggi pula kepada bank tersebut namun jika dalam keadaan kredit bermasalah / NPL otomatis mempengaruhi terhadap perolehan return suatu bank. NPL sangat berpengaruh terhadap likuiditas, likuiditas yang kurang baik namun CAR-nya tinggi tetap akan mempengaruhi operasional bank, kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dalam jangka pendek akan terganggu, tidak hanya itu kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang dengan menggunakan asset yang ada akan ikut terhambat karena jika kredit yang diberikan mengalami masalah otomatis aktiva perusahaan tidak lancar sehingga memaksakan keadaan perusahaan menggunakan modal untuk memenuhi kewajibannya, semakin banyak jumlah kredit yang bermasalah menyebabkan modal negative, telah dijelaskan sebelumnya modal yang tinggi akan menyebabkan besarnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan tersebut dan sebaliknya pula. Rendahnya nilainya asset dan rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan menyebabkan turunya nilai saham perusahaan tersebut, yang nantinya menyebabkan menurunnya pula kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, yang nantinya akan mengganggu tingkat efektivitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar